KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan bimbinganNya
yang selalu menyertai kami di dalam memahami ilmu-ilmu yang kami pelajari dan
aplikasikan di dalam kehidupan. Tulisan ini saya buat berdasarkan tugas yang
diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Ibu Sofiati Hasna yang saya
hormati.
Tugas ini adalah tugas individu yang membahas mengenai “
Penalaran “. Sehingga di dalam tugas ini saya membahas lebih detail apa saja
yang bisa kita pelajari mengenai Penalaran itu sendiri.
Tugas
makalah ini saya tujukan untuk saya sendiri sebagai pelajar yang belajar
mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar saya Ibu Sofiati
Hasna, dan bentuk pengabdian saya terhadap kedua orang tua saya untuk selalu
terus belajar.
Semoga
Tugas makalah ini, saya kerjakan secara maksimal berdasarkan hasil pemahaman
kami mengenai Penalaran. Dan dapat memberikan manfaat bagi kami memahami
Penalaran, memberika manfaat bagi teman teman ataupun orang lain yang membaca,
dan kepada Ibu Sofiati Hasna sebagai pengajar saya
BAB I
1.1 Latar Belakang
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar.
Selain
penalaran bagian dari penalaran yaitu penalaran deduktif akan kita ketahui pada
tulisan ini serta bagaimana cara menarik simpulan dengan cara langsung dan
tidak langsung.
BAB
II. PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi
yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar
Penalaran
juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa,
sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita)
dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan
paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas
berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan
tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya
pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan
digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk
menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
2 .2 Proposisi dan Term
Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan
mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari
kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat
mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama.
Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan
bahwa proposisi itu selalu benar, melainkan karena hubungan yang diakui atau
diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan
dapat salah.
a.
Term subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.
b.
Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek
c.
Kopula : penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term subyek dan term predikat,
dan sekaligus member bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan itu.
Setiap proposisi selalu mengandung ketiga
unsur itu. Itu sebabnya setiap proposisi selalu berupa kalimat, meskipun tidak
setiap kalimat adalah proposisi.
Dalam
logika, sebuah kalimat adalah proposisi apabila isi kalimat tersebut sanggup
menjadi benar atau salah (dapat dinilai benar atau salah) = kalimat berita
(informatif).
Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat
kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga
beberapa kata. Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut
dengan “term”.
Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu
kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel,
dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau
term kompleks.
Term subyek dalam kesimpulan adalah term minor (premis
yang mengandung term minor adalah premis minor), sedangkan term predikat dalam
kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term mayor adalah premis
mayor).
Term yang bukan term mayor dan bukan term minor adalah
term tengah, yang hanya terdapat dalam premis dan tidak muncul dalam kesimpulan.
2.2.1 Jenis Jenis dan Bentuk Proposisi
Dari
bentuknya proposisi terbagi menjadi :
Proporsi
Tunggal yaitu proporsi yang hanya memiliki atau terdiri dari satu Subjek dan
satu Predikat.
Contoh
:
-
seorang siswa harus rajin membaca.
Ana
adalah seorang siswa.
Ana
harus rajin membaca.
-
Mahasiswa harus menjaga kebersihan.
Tono
adalah seorang mahasiswa.
Tono
harus menjaga kebersihan.
Proporsi
majemuk yaitu proporsi yang terdiri dari satu Subjek dan terdapat lebih dari
satu Predikat.
Contoh:
-
Semua murid harus rajin dan giat.
-
Semua kelas harus bersih dan nyaman.
Dari
sifatnya proporsi terbagi menjadi :
Proporsi
Kategorial yaitu proporsi dimana hubungan Subjek dan Predikat tiadak
membutuhkan syarat apapun.
-
Semua Kelinci berkaki empat
-
Semua Becak beroda tiga.
Proporsi
Kondisional yaitu proporsi dimana Subjek dan Predikat memerlukan syarat
tertentu.dalam proporsi ini haruslah terdapat sebab dan akibat.
Contoh
:
-
Jika tidak rajin membaca,maka saya akan menjadi bodoh.
-
Jika tidak sarapan, saya akan lapar.
Proporsi Kualitatif
terbagi menjadi :
Proporsi
Positif yaitu proposisi yang Subjek dan Predikatnya terdapat penyesuaian atau
proposisi yang memiliki Predikat yang membetulkan Sujek.
Contoh
:
-
Semua anak SMP adalah lulusan SD.
-
Semua manusia adalah makhluk hidup.
Proposisi
Negatif yaitu proposisi dimana Subjek dan Predikatnya tidak memiliki hubungan
atau Predikatnya tidak membetulkan Subjek.
Contoh:
-
Semua tumbuhan bukanlah manusia.
-
Semua kucing bukanlah ikan.
Proposisi
Kuantitas terdiri dari :
Proposisi
Universal yaitu proposisi yang Predikatnya membenarkan semua Subjek.
Contoh
:
-
Semua mobil memiliki roda.
-
Semua makhluk hidup memerlukan air.
Proposisi
Khusus yaitu proposisi yang Predikatnya tidak membenarkan semua Subjek.
Contoh
:
-
Tidak semua daun berwarna hijau.
-
Tidak semua bunga berwarna merah
2.3 Penalaran
Deduktif
Penalaran
deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang
kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang
bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis,
definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang
gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan
demikian, konteks penalaran deduksi tersebut konsep dan teori merupakan kata
kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran deduksi tergantung pada premisnya
( proposisi tempat menarik kesimpulan ). Artinya, jika premisnya salah, mungkin
akan membawa kita pada hasil yang salah. Begitu juga sebaliknya. Penarikan
kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung dan tidak langsung.
2.3.1 Menarik simpulan
secara langsung
Penarikan
secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh
kalimat :
-
Semua ikan bernafas melalui insang. ( premis )
-
Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan ).
2.3.2 Menarik simpulan
secara tidak langsung
Penarikan
ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum,
sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus.
Contoh
: Silogisme Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari
tiga proposisi, yaitu :
-
Premis umum : premis mayor ( My )
-
Premis khusus : premis minor ( Mn )
-
Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh
silogisme kategorial :
-
My : Semua mahasiswa Universitas Mulawarman memiliki KTM.
-
Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Mulawarman
-
K : Aini Fatimah memiliki KTM.
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil makalah
tentang penalaran dan jenis-jenisnya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penalaran punya keterkaitan dengan dengan proposisi. Proposisi terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu proposisi tunggal, proposisi majemuk, proposisi
kategorial, proposisi kondisional, proposisi kualitatif, proposisi negatif,
proposisi universal, dan proposisi khusus.
Unsur-unsur proposisi :
a. Term subyek : hal
yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.
b.
Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek
c.
Kopula : penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term subyek dan term predikat,
dan sekaligus member bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan itu.
Penarikan kesimpulan
secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari
peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu
kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus.
B Saran
Dengan
adanya tugas ini di harapkan para pembaca lebih memahami pengertian proposisi
dan bagian bagian dari proposisi
SUMBER :
http://misterilaptop.blogspot.com/2012/04/makalah-penalaran.html
http://akhdanrika.blogspot.com/2012/03/makalah-penalaran_23.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar